Minggu, 01 Oktober 2017

PENULISAN TENTANG METODOLOGI PENELITIAN

Metodelogi Penelitian
Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara seorang ilmuwan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya. Penelitian ini menggunakan metode riset dengan mengambil beberapa sampel yang mewakili suatu populasi Wisatawan mancanegara yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di Kabupaten Bantul yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) kulit bermotif wayang (tatah sunging)

Metode dirumuskan, dengan kemungkinan sebagai berikut:
1.      Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian.
2.      Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan.
3.      Cara tertentu untuk melakukan suatu prosedur.

Peranan metodologi dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan sebagai berikut:
1.      Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap.
2.      Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui.
3.      Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian multidisipliner.
4.      Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan pengetahu-an, mengenai masyarakat.

Tanpa metode atau metodologi seseorang peneliti tak akan mungkin mampu untuk menemukan, merumuskan, menganalisa maupun memecahkan masalah-masalah tertentu, untuk mengungkapkan kebenaran.

Metodologi ilmu-ilmu sosial dapat memberikan jalan bagaimana caranya meneliti faktor-faktor manusia yang benar-benar subyektif. Oleh karena itu diperlukan metodologi yang bersifat interdisipliner agar diperoleh hasil yang selengkap mungkin mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat.

Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan erat dengan analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu. Sistematis adalah berdasarkan suatu sistem. Konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.

Penelitian adalah merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten dengan mengadakan analisa dan konstruksi.

Tujuan penelitian menurut Soerjono Soekanto:
1.      a.Mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala sehingga dapat merumuskan masalah.
b.Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan hipotesa.
(bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris)
2.      Untuk menggambarkan secara lengkap ciri-ciri / karakteristik dari:
a.       suatu keadaan
b.      perilaku pribadi
c.       perilaku kelompok.
3.      a. Untuk mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa.
b. Memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain.
(bila penelitiannya merupakan penelitian deskriptif)
4.  Untuk menguji hipotesa.
(bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris)

Ciri-ciri Esensiil daripada penelitian ilmu-ilmu sosial, antara lain:
1.      Penelitian dilakukan utk mendapatkan generalisasi perihal perilaku manusia dlm kehidupan masyarakat;
2.      Perilaku nyata dari manusia hanya timbul dan terjadi dalam situasi tertentu;
3.      Tidak jarang situasi sosial yg dialami oleh manusia (obyek penelitian) tdk jauh berbeda dg situasi sosial yg dialami oleh peneliti.
4.      Pengetahuan yg diperoleh akan sangat berguna utk memahami perilaku manusia, menarik pola tertentu, mengawasinya dan mengadakan evaluasi.

     Macam-macam Penelitian:
1. Dilihat dari sifatnya
a.       Penelitian Eksploratoris (menjelajah).
Dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau bahkan tidak ada. Penelitian ini pada umumnya dilakukan terhadap masyarakat terasing. Untuk bidang antropologi. 
b.      Penelitian Deskriptif (menggambarkan).
Dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaaan atau gejala lainnya. Mempertegas hipotesa, memperkuat teori lama. Memberikan gambaran terhadap peristiwa / gejala dalam masyarakat.
c.       Penelitian Eksplanatoris.
Bila pengetahuan tentang suatu masalah sudah cukup. Untuk melakukan uji hipotesa.

2. Dilihat dari sudut bentuknya
a.       Penelitian diagnostik.
Dimaksudkan utk mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya suatu atau beberapa gejala.
b.      Penelitian preskriptif.
Dimaksudkan utk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah.

c.       Penelitian evaluatif.
Penelitian ini dilakukan pada umumnya untuk menilai program-program yang dijalankan.

3. Dilihat dari tujuannya
  1. Fact-finding.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari atau mengungkapkan fakta – fakta yang terdapat di masyarakat terhadap suatu permasalahan. Sebagai contoh adalah penelitian mengenai pembauran di masyarakat pribumi dan tionghoa. Indonesia memang tidak mengakui adanya diskriminasi. Namun faktanya di lapangan, faktanya di masyarakat, perbedaan sikap terhadap pribumi dan tionghoa masih terjadi.
  1. Problem finding.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari permasalahan utama. Seperti contohnya, perbedaan suku, etnis memang terjadi, tetapi yang menjadi permasalahan utama mungkin bukan perbedaan suku atau etnisnya, yang menjadi permasalahan utama mungkin adalah penghormatan atau pengakuan terhadap suku bangsa lain.
  1. Problem identification.
Pada penelitian ini, masalah – masalah yang ditemukan kemudian di identifikasi dan di bahas satu per satu.
  1. Problem solution.
Ini adalah tujuan penelitian pada umumnya. Yaitu mencari solusi atas permasalahan. Memang pada dasarnya mengapa seseorang mengadakan atau melakukan penelitian adalah dikarenakan dia ingin mencari pemecahan atas masalah yang dia temukan.

4. Dilihat dari sudut penerapannya
  1. Pure research. (penelitian dasar / fundamentil)
  2. Problem-focused research.

Penelitian murni ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri atau teori maupun untuk keperluan pengembangan metodologi penelitian. Inti dari penelitian ini adalah kaitan antara bidang teori dengan bidang praktis, dimana masalah-masalah ditentukan atas dasar kerangka teoritis yang sebenarnya menghubungkan antara penelitian murni dengan penelitian terapan.

Penelitian terapan adalah penelitian yang tujuannya untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan yang sfiatnya praktis.

Metode Penelitian     
Penelitian ini menggunakan metode riset dengan mengambil beberapa sampel yang mewakili suatu populasi Wisatawan mancanegara yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di Kabupaten Bantul yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) kulit bermotif wayang (tatah sunging)
Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bantul pada sentra perkampungan industri kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di Desa Panggungharjo Sewon, Bangunjiwo Kasihan, dan Wukirsari Imogiri, Kabupaten Bantul.
Populasi dan Penentuan Sampel
            Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di  Kabupaten Bantul. Penelitian ini jumlah populasinya tidak bisa diketahui secara pasti maka berdasarkan Malhotra (1999), untuk menentukan jumlah sempel dapat ditentukan yaitu minimum empat atau lima kali jumlah variabel yang digunakan. Karena jumlah variabel yang diteliti sebanyak 10 maka sampel yang ditetapkan sebanyak 300 responden dianggap sudah mewakili. Metode Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarka kebetulan (sugiyono,1999) dalam arti seluruh wisatawan yang berkunjung ke toko kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di  Kabupaten Bantul.
Jenis dan Sumber Data
a.   Data primer meliputi tanggapan responden (wisatawan mancanegara) sehubungan dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang pada toko kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul.
b.   Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari instansi pemerintah, Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian, Perdagangan dan koperasi, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul dan instansi terkait lainnya.
Teknik Pengumpulan Data
            Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan : (a). Kuesioner (angket) dan (b). Interview
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Dalam penelitian ini terdapat 9    ( sembilan ) variabel bebas ( X ) dan satu variabel terikat ( Y ).
Variabel Bebas / Independent Variabel ( X )
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
1.      Faktor pengetahuan Pribadi ( X1 )
2.      Faktor Budaya (X2)
3.      Faktor Kelompok Acuan (X3)
4.      Faktor kelas Sosial (X4)
5.      Faktor Produk (X5)
6.      Faktor Harga (X6)
7.      Faktor Promosi (X7)
8.      Faktor Distribusi (X8)
9.      Faktor Kondisi Fisik (X9)

Variabel Terikat / Dependent Variabel ( Y )
            Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel  lain.  Yang  menjadi variabel  terikat  dari  penelitian  ini    adalah keputusan pembelian produk kulit motif wayang pada toko kerajinan (art shop) di Kabupaten Bantul. Untuk variabel  keputusan pembelian dapat diukur dengan banyaknya jumlah produk yang dibeli, pembelian kembali, keinginan menjadi importir atau agen dan  merekomendasikan pada orang lain untuk membeli kerajinan kulit motif wayang yang dikeluarkan dalam keputusan pembelian yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara.
Teknik Pengukuran variabel
Alat  yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner yang dikembangkan  oleh  Delgado  dan  Munuera (2005).  Skala  yang digunakan dalam penelitin ini adalah skala likert. Skala ini berinterasi 1-5 dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
  ( 1 ) Sangat Tidak Setuju (STS)
  ( 2 ) Tidak Setuju (TS)
  ( 3 ) Netral (N)
  ( 4 ) Setuju (S)
  ( 5 ) Sangat Setuju (SS)
Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner adalah sebagai berikut :
  Pilihan pertama, memiliki nilai skor 1 (satu)
  Pilihan kedua, memiliki nilai skor 2 (dua)
  Pilihan ketiga, memiliki nilai skor 3 (tiga)
  Pilihan keempat, memiliki nilai skor 4 (empat)
  Pilihan kelima, memiliki nilai skor 5 (lima)
Pengujian Instrumen Penelitian
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas  menggunakan  item  total,  dimana  untuk  mencari  reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha α:
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama

Metoda Analisis Data

Analisa Korelasi

                        Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara Faktor pengetahuan Pribadi ,Faktor Budaya, Faktor Kelompok Acuan ,Faktor kelas Sosial, Faktor Produk, Faktor Harga, Faktor Promosi, Faktor Distribusi, dan Faktor Kondisi Fisik  dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang  adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Kegunaan dari korelasi ini adalah yaitu untuk menguji dua signifikansi dua variabel, mengetahui kuat lemah hubungan, dan mengetahui besar retribusi. Dalam penelitian ini analisis korelasi pearson digunakan untuk menjelaskan derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) dengan nilai : -1 ≤ rs ≤ 1, dimana :
a.       Bilai nilai rs = -1 atau mendekati -1, maka korelasi kedua variabel dikatakan sangat kuat dan negatif artinya sifat hubungan dari kedua variabel berlawanan arah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y akan turun atau sebaliknya.
b.      Bila nilai rs = 0 atau mendekati 0, maka korelasi dari kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat korelasi sama sekali.
c.       Bila nilai rs = 1 atau mendekati 1, maka korelasi dari kedua variabel sangat kuat dan positif, artinya hubungan dari kedua variabel yang diteliti bersifat searah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y juga naik atau sebaliknya.

Topik
Topik pada dasarnya adalah suatu isu atau pokok persoalan dan sifatnya juga masih umum serta abstrak. Misalnya adalah isu mengenai wanprestasi, ini adalah topiknya, yang tentunya masih bersifat umum, pelanggaran perjanjian terhadap apa masih belum jelas, oleh karenanya tadi dikatakan bahwa topik masih bersifat umum dan abstrak. Sehingga langkah selanjutnya untuk membuat skripsi setelah diketahui topiknya, adalah pembuatan judul skripsi. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa judul merupakan perwujudan spesifik dari topik. Topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber penentuan topik, misalnya pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita dan sebagainya. Dari bermacam-macam hal yang dapat dijadikan topik dalam menyusun karangan, maka karangan dapat berbentuk:
a.       Kisahan (Narasi): yaitu karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa berdasarkan pengamatan atau observasi maupun pengalaman yang biasanya tersusun secara kronologis.
b.      Perian (Deskripsi): yaitu karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencintrai (melihat, mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
c.       Paparan (Eksposisi): yaitu karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan itu.
d.      Bahasan (Argumentasi): yaitu karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

Syarat-Syarat Perumusan Topik:
1.      Topik harus menarik perhatian penulis.
Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis harus memiliki topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan tulisan sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.
2.      Topik harus diketahui oleh penulis.
Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.
3.      Topik yang dipilih sebaiknya:
a.       Tidak terlalu baru.
Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer.
b.      Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.
c.       Tidak terlalu kontroversial.
Suatu tulisan yang mempunyai topik kontroversial menguraikan hal-hal diluar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

Tema
Menurut arti katanya, tema berarti “Sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan.” Kata ini berasal dari kata Yunani “tithenai” yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan.” Pengertian tema dapat dibatasi sebagai: “Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik”

Tema mempunyai dua pengertian yaitu:
1.    Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
2.    Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai.

Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Disamping itu, seorang penulis juga harus menampilkan  keaslian tulisannya.  Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya:
1.    Pokok permasalahan;
2.    sudut pandang;
3.    cara pendekatan; atau
4.    gaya bahasa dan tulisannya.

Judul
Apabila topik dan tema sudah ditentukan, maka selanjutnya penulis merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Perumusan judul penelitian tidak jarang dianggap sebagai sesuatu hal yang remeh. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena bagi beberapa pihak masalah tersebut merupakan pekerjaan yang agak sulit untuk dilaksanakan. Sebenarnya perumusan suatu judul penelitian sedikit banyaknya tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang peneliti untuk mengabstraksikan masalah yang ingin ditelitinya.Menurut Fisher, “masalah” diartikan sebagai:
1.      suatu kesulitan yang dirasakan oleh seseorang, atau
2.      suatu perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang ada atau terjadi
3.      suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas “apa yang seharusnya” dan “apa yang akan terjadi”

Faktor-faktor merumuskan judul
Apabila Topik dan Tema sudah ditentukan, penulis kemudian merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dituliskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul adalah sebagai berikut:
1.    Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut.
2.    Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan ini (bersifat provokatif)
3.    Judul tidak mempergunakan kalimat yang tidak terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (sub judul)
4.    Judul harus memiliki independent variable (variable bebas) dan dependent variable (variable terikat)

Jadi kalau hendak merumuskan suatu judul penelitian, maka sebaiknya judul tersebut:
1.      menggambarkan secara sederhana masalah yang akan diteliti, artinya judul tersebut merupakan suatu refleksi daripada masalah yang akan diteliti.
2.      judul penelitian sebaiknya dirumuskan secara singkat dan jelas.
3.      perlu diperhatikan penggunaan gaya bahasa yang baik serta pemakaian bahasa yang didasarkan pada dasar-dasar gramatika yang baik pula.
4.      tidak perlu dipergunakan kata-kata, istilah-istilah ataupun ungkapan-ungkapan yang mengandung kiasan-kiasan.


Source :
(Diunduh : 29-09-2017, Jam : 11:20)
(Diunduh : 29-09-2017, Jam : 11.23)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar