Metodelogi Penelitian
Metodologi pada
hakekatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara seorang ilmuwan mempelajari,
menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya.
Penelitian ini menggunakan metode riset dengan mengambil beberapa sampel yang
mewakili suatu populasi Wisatawan mancanegara yang berada di Daerah Istimewa
Yogyakarta khususnya di Kabupaten Bantul yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) kulit bermotif wayang (tatah sunging)
Metode dirumuskan, dengan kemungkinan sebagai berikut:
1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan
dalam penelitian dan penilaian.
2.
Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan.
3.
Cara tertentu untuk melakukan suatu prosedur.
Peranan metodologi dalam penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan sebagai berikut:
1. Menambah kemampuan para ilmuwan
untuk mengadakan atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih
lengkap.
2. Memberikan kemungkinan yang
lebih besar, untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui.
3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar
untuk melakukan penelitian multidisipliner.
4.
Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta
mengintegrasikan pengetahu-an, mengenai masyarakat.
Tanpa metode atau metodologi seseorang peneliti tak akan mungkin mampu
untuk menemukan, merumuskan, menganalisa maupun memecahkan masalah-masalah
tertentu, untuk mengungkapkan kebenaran.
Metodologi ilmu-ilmu sosial dapat memberikan jalan bagaimana caranya
meneliti faktor-faktor manusia yang benar-benar subyektif. Oleh karena itu diperlukan
metodologi yang bersifat interdisipliner agar diperoleh hasil yang selengkap
mungkin mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat.
Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan erat dengan
analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan
konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu.
Sistematis adalah berdasarkan suatu sistem. Konsisten berarti tidak adanya
hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.
Penelitian adalah merupakan suatu sarana pokok
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan
kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten dengan mengadakan
analisa dan konstruksi.
Tujuan
penelitian menurut Soerjono Soekanto:
1.
a.Mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala
sehingga dapat merumuskan masalah.
b.Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan hipotesa.
(bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris)
2.
Untuk menggambarkan secara lengkap ciri-ciri /
karakteristik dari:
a.
suatu keadaan
b.
perilaku pribadi
c.
perilaku kelompok.
3.
a. Untuk mendapatkan keterangan tentang frekuensi
peristiwa.
b. Memperoleh data mengenai hubungan antara suatu
gejala dengan gejala lain.
(bila penelitiannya merupakan penelitian
deskriptif)
4. Untuk menguji hipotesa.
(bila penelitiannya merupakan penelitian
eksplanatoris)
Ciri-ciri Esensiil daripada
penelitian ilmu-ilmu sosial, antara lain:
1. Penelitian dilakukan utk
mendapatkan generalisasi perihal perilaku manusia dlm kehidupan masyarakat;
2. Perilaku nyata dari manusia
hanya timbul dan terjadi dalam situasi tertentu;
3. Tidak jarang situasi sosial yg
dialami oleh manusia (obyek penelitian) tdk jauh berbeda dg situasi sosial yg
dialami oleh peneliti.
4. Pengetahuan yg diperoleh akan
sangat berguna utk memahami perilaku manusia, menarik pola tertentu,
mengawasinya dan mengadakan evaluasi.
Macam-macam Penelitian:
1. Dilihat dari
sifatnya
a.
Penelitian Eksploratoris (menjelajah).
Dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu
gejala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau bahkan tidak ada.
Penelitian ini pada umumnya dilakukan terhadap masyarakat terasing. Untuk
bidang antropologi.
b.
Penelitian Deskriptif (menggambarkan).
Dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti
mungkin tentang manusia, keadaaan atau gejala lainnya. Mempertegas hipotesa,
memperkuat teori lama. Memberikan gambaran terhadap peristiwa / gejala dalam
masyarakat.
c.
Penelitian Eksplanatoris.
Bila pengetahuan tentang suatu masalah sudah
cukup. Untuk melakukan uji hipotesa.
2. Dilihat dari
sudut bentuknya
a.
Penelitian diagnostik.
Dimaksudkan utk mendapatkan keterangan mengenai
sebab-sebab terjadinya suatu atau beberapa gejala.
b.
Penelitian preskriptif.
Dimaksudkan utk mendapatkan saran-saran mengenai
apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah.
c.
Penelitian evaluatif.
Penelitian ini dilakukan pada umumnya untuk
menilai program-program yang dijalankan.
3. Dilihat dari
tujuannya
- Fact-finding.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari atau
mengungkapkan fakta – fakta yang terdapat di masyarakat terhadap suatu
permasalahan. Sebagai contoh adalah penelitian mengenai pembauran di masyarakat
pribumi dan tionghoa. Indonesia memang tidak mengakui adanya diskriminasi.
Namun faktanya di lapangan, faktanya di masyarakat, perbedaan sikap terhadap
pribumi dan tionghoa masih terjadi.
- Problem finding.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari
permasalahan utama. Seperti contohnya, perbedaan suku, etnis memang terjadi,
tetapi yang menjadi permasalahan utama mungkin bukan perbedaan suku atau
etnisnya, yang menjadi permasalahan utama mungkin adalah penghormatan atau
pengakuan terhadap suku bangsa lain.
- Problem identification.
Pada penelitian ini, masalah – masalah yang
ditemukan kemudian di identifikasi dan di bahas satu per satu.
- Problem solution.
Ini adalah tujuan penelitian pada umumnya. Yaitu
mencari solusi atas permasalahan. Memang pada dasarnya mengapa seseorang
mengadakan atau melakukan penelitian adalah dikarenakan dia ingin mencari
pemecahan atas masalah yang dia temukan.
4. Dilihat dari
sudut penerapannya
- Pure research. (penelitian dasar / fundamentil)
- Problem-focused research.
Penelitian murni ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri
atau teori maupun untuk keperluan pengembangan metodologi penelitian. Inti dari
penelitian ini adalah kaitan antara bidang teori dengan bidang praktis, dimana
masalah-masalah ditentukan atas dasar kerangka teoritis yang sebenarnya
menghubungkan antara penelitian murni dengan penelitian terapan.
Penelitian terapan adalah penelitian yang tujuannya untuk memecahkan
masalah-masalah kemasyarakatan yang sfiatnya praktis.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode riset dengan mengambil beberapa sampel yang mewakili
suatu populasi Wisatawan mancanegara yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta
khususnya di Kabupaten Bantul yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) kulit bermotif wayang (tatah sunging)
Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bantul pada sentra
perkampungan industri kerajinan (art
shop) kulit motif wayang (tatah
sunging) di Desa Panggungharjo Sewon, Bangunjiwo Kasihan, dan Wukirsari
Imogiri, Kabupaten Bantul.
Populasi dan Penentuan
Sampel
Populasi dalam penelitian ini
meliputi seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung pada toko
kerajinan (art shop) kulit motif
wayang (tatah sunging) di Kabupaten Bantul. Penelitian ini jumlah
populasinya tidak bisa diketahui secara pasti maka berdasarkan Malhotra (1999),
untuk menentukan jumlah sempel dapat ditentukan yaitu minimum empat atau lima
kali jumlah variabel yang digunakan. Karena jumlah variabel yang diteliti
sebanyak 10 maka sampel yang ditetapkan sebanyak 300 responden dianggap sudah
mewakili. Metode Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode accidental sampling, yaitu
metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarka kebetulan (sugiyono,1999)
dalam arti seluruh wisatawan yang berkunjung ke toko kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di Kabupaten Bantul.
Jenis dan Sumber Data
a. Data primer meliputi tanggapan responden
(wisatawan mancanegara) sehubungan dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit
motif wayang pada toko kerajinan (art
shop) di Kabupaten Bantul.
b. Data sekunder misalnya laporan-laporan atau
dokumen yang berasal dari instansi pemerintah, Biro Pusat Statistik, Departemen
Perindustrian, Perdagangan dan koperasi, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul dan
instansi terkait lainnya.
Teknik Pengumpulan Data
Data
primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan : (a). Kuesioner (angket) dan
(b). Interview
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
(Arikunto, 2002: 96). Dalam penelitian ini terdapat 9 ( sembilan ) variabel bebas (
X ) dan satu variabel terikat ( Y ).
Variabel Bebas /
Independent Variabel ( X )
Yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya.
Yang menjadi variabel
bebas dalam penelitian ini adalah:
1.
Faktor pengetahuan
Pribadi ( X1 )
2.
Faktor Budaya (X2)
3.
Faktor Kelompok Acuan
(X3)
4.
Faktor kelas Sosial
(X4)
5.
Faktor Produk (X5)
6.
Faktor Harga (X6)
7.
Faktor Promosi (X7)
8.
Faktor Distribusi (X8)
9.
Faktor Kondisi Fisik
(X9)
Variabel Terikat /
Dependent Variabel ( Y )
Variabel
terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel lain.
Yang menjadi variabel terikat
dari penelitian ini
adalah keputusan pembelian produk kulit motif wayang pada toko
kerajinan (art shop) di Kabupaten
Bantul. Untuk variabel keputusan
pembelian dapat diukur dengan banyaknya jumlah produk yang dibeli, pembelian
kembali, keinginan menjadi importir atau agen dan merekomendasikan pada orang lain untuk membeli
kerajinan kulit motif wayang yang dikeluarkan dalam keputusan pembelian yang
dilakukan oleh wisatawan mancanegara.
Teknik Pengukuran variabel
Alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh
Delgado dan Munuera (2005). Skala
yang digunakan
dalam penelitin ini adalah skala likert. Skala ini berinterasi 1-5 dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
( 1 ) Sangat
Tidak Setuju (STS)
( 2 ) Tidak
Setuju (TS)
( 3 ) Netral
(N)
( 4 ) Setuju
(S)
( 5 ) Sangat
Setuju (SS)
Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam
kuesioner adalah sebagai berikut :
Pilihan
pertama, memiliki nilai skor 1 (satu)
Pilihan
kedua, memiliki nilai skor 2 (dua)
Pilihan
ketiga, memiliki nilai skor 3 (tiga)
Pilihan
keempat, memiliki nilai skor 4 (empat)
Pilihan
kelima, memiliki nilai skor 5 (lima)
Pengujian Instrumen Penelitian
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha α, karena
instrumen dalam penelitian ini berbentuk
angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan
uji validitas
menggunakan item total,
dimana untuk mencari
reliabilitas instrumen yang
skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha α:
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama
Metoda Analisis Data
Analisa Korelasi
Analisis
data yang digunakan untuk melihat hubungan antara Faktor pengetahuan Pribadi ,Faktor
Budaya, Faktor Kelompok Acuan ,Faktor kelas Sosial, Faktor Produk, Faktor Harga,
Faktor Promosi, Faktor Distribusi, dan Faktor Kondisi Fisik dengan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif wayang adalah dengan menggunakan korelasi product
moment dari Karl Pearson. Kegunaan dari korelasi ini adalah yaitu untuk menguji
dua signifikansi dua variabel, mengetahui kuat lemah hubungan, dan mengetahui
besar retribusi. Dalam penelitian ini analisis korelasi pearson digunakan untuk
menjelaskan derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan
variabel terikat (dependent) dengan nilai : -1 ≤ rs ≤ 1, dimana :
a. Bilai nilai rs = -1 atau mendekati -1, maka
korelasi kedua variabel dikatakan sangat kuat dan negatif artinya sifat
hubungan dari kedua variabel berlawanan arah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y akan turun atau sebaliknya.
b. Bila nilai rs = 0 atau mendekati 0, maka
korelasi dari kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat korelasi sama
sekali.
c. Bila nilai rs = 1 atau mendekati 1, maka
korelasi dari kedua variabel sangat kuat dan positif, artinya hubungan dari
kedua variabel yang diteliti bersifat searah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y juga naik atau sebaliknya.
Topik
Topik pada dasarnya adalah suatu isu atau pokok persoalan dan sifatnya
juga masih umum serta abstrak. Misalnya adalah isu mengenai wanprestasi, ini
adalah topiknya, yang tentunya masih bersifat umum, pelanggaran perjanjian
terhadap apa masih belum jelas, oleh karenanya tadi dikatakan bahwa topik masih
bersifat umum dan abstrak. Sehingga langkah selanjutnya untuk membuat skripsi
setelah diketahui topiknya, adalah pembuatan judul skripsi. Dengan demikian
dapat juga dikatakan bahwa judul merupakan perwujudan spesifik dari topik.
Topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk
menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber
penentuan topik, misalnya pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah
kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita dan sebagainya. Dari
bermacam-macam hal yang dapat dijadikan topik dalam menyusun karangan, maka karangan dapat berbentuk:
a.
Kisahan (Narasi): yaitu karangan yang
berkenaan dengan rangkaian peristiwa berdasarkan pengamatan atau observasi
maupun pengalaman yang biasanya tersusun secara kronologis.
b.
Perian (Deskripsi): yaitu karangan yang
melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat
mencintrai (melihat, mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu
sesuai dengan citra penulisnya.
c.
Paparan (Eksposisi): yaitu karangan yang
berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan pembaca karangan itu.
d.
Bahasan (Argumentasi): yaitu karangan yang
berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan.
Syarat-Syarat Perumusan Topik:
1. Topik harus menarik perhatian penulis.
Untuk
dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis
harus memiliki topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi akan
menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan tulisan sehingga pencarian
data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.
2. Topik harus diketahui oleh penulis.
Seorang
penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang
hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih. Berdasarkan
prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya
menjadi suatu tulisan menarik dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui
penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.
3. Topik yang dipilih sebaiknya:
a. Tidak terlalu baru.
Topik yang
terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis
mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai
landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada
berita dalam surat kabar atau majalah populer.
b. Tidak terlalu teknis
Karangan yang
terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini
biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan
sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.
c. Tidak terlalu kontroversial.
Suatu tulisan
yang mempunyai topik kontroversial menguraikan hal-hal diluar hal yang menjadi
pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi
penulisnya.
Tema
Menurut arti katanya, tema berarti
“Sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan.” Kata ini
berasal dari kata Yunani “tithenai”
yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan.” Pengertian tema dapat dibatasi
sebagai: “Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan
dan tujuan yang akan dicapai melalui topik”
Tema
mempunyai dua pengertian yaitu:
1.
Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis
melalui tulisannya.
2.
Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan
landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai.
Sebuah
tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas.
Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas
akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Disamping itu, seorang
penulis juga harus menampilkan keaslian
tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal,
misalnya:
1.
Pokok permasalahan;
2.
sudut pandang;
3.
cara pendekatan; atau
4.
gaya bahasa dan tulisannya.
Judul
Apabila topik dan tema sudah ditentukan, maka selanjutnya penulis merumuskan
judul karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama
proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Perumusan judul penelitian
tidak jarang dianggap sebagai sesuatu hal yang remeh. Hal itu mungkin
disebabkan oleh karena bagi beberapa pihak masalah tersebut merupakan pekerjaan
yang agak sulit untuk dilaksanakan. Sebenarnya perumusan suatu judul penelitian
sedikit banyaknya tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang peneliti untuk
mengabstraksikan masalah yang ingin ditelitinya.Menurut Fisher, “masalah” diartikan sebagai:
1. suatu kesulitan yang dirasakan oleh
seseorang, atau
2. suatu perasaan yang tidak menyenangkan
seseorang atas fenomena yang ada atau terjadi
3. suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan
yang dirasakan atas “apa yang seharusnya” dan “apa yang akan terjadi”
Faktor-faktor merumuskan judul
Apabila Topik dan Tema sudah
ditentukan, penulis kemudian merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang
dituliskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul
berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul adalah
sebagai berikut:
1.
Judul hendaknya relevan dengan tema dan
bagian-bagian dari tulisan tersebut.
2.
Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk
membaca tulisan ini (bersifat provokatif)
3.
Judul tidak mempergunakan kalimat yang tidak terlalu
panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul
tambahan (sub judul)
4.
Judul harus memiliki independent variable
(variable bebas) dan dependent variable (variable terikat)
Jadi kalau hendak merumuskan
suatu judul penelitian, maka sebaiknya judul tersebut:
1. menggambarkan secara sederhana masalah
yang akan diteliti, artinya judul tersebut merupakan suatu refleksi daripada
masalah yang akan diteliti.
2. judul penelitian sebaiknya
dirumuskan secara singkat dan jelas.
3. perlu diperhatikan penggunaan
gaya bahasa yang baik serta pemakaian bahasa yang didasarkan pada dasar-dasar
gramatika yang baik pula.
4. tidak perlu dipergunakan
kata-kata, istilah-istilah ataupun ungkapan-ungkapan yang mengandung
kiasan-kiasan.
Source :
(Diunduh : 29-09-2017, Jam : 11:20)
(Diunduh : 29-09-2017, Jam : 11.23)